Halaman

Powered By Blogger

Selasa, 26 Februari 2013

Senyum Simpul



DAN  AKHIRNYA “ Saahhhhhh!!!!”
 Ada- ada saja tingkah laku anak-anak kalau kita cermati, tingkah mereka yang menggemaskan, membuat bingung, membuat geli dan bahkan menyebalkan. Orangtuaku bilang kalau anak-anak itu antara cinta dan bencinya melebur jadi satu, antara tingkah lucu dan menyebalkannya hanya terhalang kabut tipis saja, dalam waktu satu menit dua tingkah yang bertentangan itu terjadi bergantian atau bahkan  bersamaan.
Contohnya saja anak saya yang keempat, saya memanggilnya Abank, usianya baru tiga tahun, doyannya makan coklat dan es krim, suatu hari dia sakit batuk pilek, dia memaksa saya untuk membelikannya  es krim dari pedagang yang lewat, saya rayu habis-habisan, tapi dia keukeuh dengan pendiriannya dia terus memaksa untuk dibelikan es krim, hadeuhh… kadang-kadang saya tak tahan dan tak sabar dengan sikapnya, dia menangis menjerit-jerit, memukul dan menendang saya, akhirnya saya menyerah, karena ayah saya, kakeknya memberikan uang selembar ribuan lalu si Abank pun menang, dia berlari keluar dan memanggil tukang eskrim yang sengaja berhenti di depan rumah pelanggan ciliknya yang setia. Lalu dengan senyuman khasnya, dia masuk ke dalam rumah dengan girang, spontan saya manyun, “Abank jangan banyak-banyak makan es krimnya ya… dikitttt…. aja, ayo kasih Mama sisanya!” saya coba merayunya, padahal dibalik itu saya juga ngiler pengen nyicipin hehehe…, “ Ga ahhh!, ini es klim Abank Ma!, Mama sok beli aja sendili!” dia berbalik membelakangiku, hadeuhh rayuan gombal saya engga digubris, “ Abank, kamu kan lagi batuk!” saya pake jurus kedua, “ Entar tambah sakit lhooo….!!!” Dia masih tak peduli, dan akhirnya sebuah es krim itu habis ditelannya, “ Kalau Abank sakit batuknya tambah parah, tenggorokannya sakit, suaranya jadi kayak kodok, dan badannya demam, jangan nangis yaa…. jangan minta dibeliin obat batuk!” ancamku, “ Engga ma! Nanti kan batuknya dimakan sama es krim disini!” jawab Abank sekenanya, sambil menunjuk mulutnya, huuuuaaaaaa!!!!, dia punya akal juga rupanya, saya hanya tertawa geli mendengar jawabannya. Abank menatapku tak mengerti.
Lain lagi dengan kakak sulungnya, saya memanggilnya Aa, sekarang dia sudah kelas Delapan, dia mungkin sudah lupa dengan kejadian waktu dia masih duduk di TK, tapi setiap saya teringat kejadian itu saya selalu cekikikan sendiri, hehe malu juga ya tertawa sendiri !!!, Waktu itu kami masih tinggal di Bandung, saya baru melahirkan anak yang ketiga, seperti biasa hari Minggu anak-anak libur sekolah, Aa dan Kakak  (anak kedua kami) bermain di luar rumah, saya beres-beres di dalam, sedangkan ayah mereka pergi ngantor untuk kerja lembur.
Hari sebelumnya dia bertanya pada saya dan suami tentang kelahiran anak, “Ma, kenapa ada bayi di perut Mama?” Tanya Aa, “Hmmm, itu dikasih Allah, kenapa gitu?” “ Si kucing juga ya?” sambungnya,memang  di rumah kami selalu saja ada kucing yang numpang melahirkan, kebetulan suami memang penyayang kucing, anak-anak juga jadi ikut-ikutan menjadi penyayang kucing. “Ya!” jawabku singkat, kulihat ayahnya hanya nyengir, “ Iyaa… tapi harus menikah dulu,A!” ayahnya menimpali, “ Menikah itu apa?”  “Ya… seperti kamu lihat di fhoto Mama sama Babeh” lanjut ayahnya, kemudian Aa mengambil album fhoto pernikahan kami, “ Yang ini ,Beh?” tanyanya, ayahnya hanya mengangguk, Aa menunjukkan sebuah fhoto ketika ayahnya bersalaman dengan ayahku kakek mereka, “Ini teh yang dibilang ‘sahhhh’ kayak di Film ya, Ma?” rupanya Aa masih penasaran, aku hanya tersenyum “ Kamu lihat dimana?” “Itu Ma yang di film di TV, kalau yang nikah teh suka dibilang ‘saahhh’ gituuuu!” saya dan suami hanya tersenyum.
Hari Minggu yang cerah, Alhamdulillah, setelah si kecil bobo, saya segera beres-beres, dan baru saja selesai, tiba-tiba saya lihat si Aa berlarian di dalam rumah, kemudian keluar, dia seperti tegesa-gesa, ada sesuatu yang dicarinya, ohh oooowwwww, ternyata si kucing betinalah yang dicarinya, rupanya kucing itu ngumpet di bawah meja, Aa mengusirnya keluar, entah apa maksudnya, si kucing pun berlari keluar ternyata di luar sudah menunggu seekor kucing jantan. Kedua kucing itu lari berkejar-kejaran, yang betina lari sekencang-kencangnya seperti ketakutan, sang jantan tak mau kalah, terus semangat mengejar sang betina, mereka berputar mengelilingi taman depan rumah, tapi? Kenapa si Aa ikut-ikutan berlari juga? Apa yang sedang dilakukannya? Saya tambah penasaran, saya juga membuntuti si Aa, si kucing ke utara, dia juga berlari ke utara, si kucing ke selatan dia juga berlari ke selatan, seolah-olah ada sesuatu yang dicarinya dari kedua kucing itu, kemudian saya masuk ke dalam rumah, dan mengintip dari balik jendela, saya lihat si Aa berhenti berlari, dia kecapean, nafasnya ngos-ngosan, kemudian masuk rumah dan mengambil minum “ Aa… kenapa lari-lari?” tanyaku “ Hmmmm ga apa-apa kok ,Ma!” “ Kamu nyari apa, atau main petak umpet?” lanjutku pura-pura tidak tahu, “ Hmmmm ga Ma, engga apa-apa…” lalu dia berlari keluar rumah, ada yang disembunyikan dalam pikirannya, saya tambah penasaran, saya intip lagi di balik jendela, ternyata sejoli kucing itu sudah ada di depan rumah, mereka sudah berhenti berkejaran, dan siap untuk melakukan ‘perkawinan’, si Aa menunggu mereka, berdiri di belakang kucing yang sedang kasmaran itu, dan akhirnya…..”Saaaahhhhhh!!!!” si Aa berteriak lantang, sejoli kucing itu selesai berkawin, dan mereka pun bubar jalan, ohhhhh ternyata ini lho yang ditunggu dan dicari anak sulungku? Saya hanya tertawa geli melihatnya, “ Aa tadi ngapain kamu diluar?” tanyaku ketika dia sudah masuk rumah lagi, “Ga apa-apa ,Ma!” jawabnya malu-malu, “ Itu tadi teriak ‘Saaahhh’ buat apa?” saya tetap berpura-pura, “Ohhh itu Ma, kan si kucing tadi lagi menikah, kata temen-temen kalau kucing numpuk berdua itu lagi menikah, makanya aku bilang ‘saahhh’” jawabnya polos, “Haahahaa,” saya tergelak “ Kenapa Mama tertawa?” “ Ya atuh si kucing mah kan bukan manusia, jadi ga usah ada penghulunya, ga usah dibilang ‘sah’ gitu!!!” “ Atuh kasihan Mama, nanti anaknya ga diakui sama bapaknya” lanjutnya, saya semakin geli mendengar ceritanya, “Kata siapa?” “ Kata Babeh kemarin kan katanya kalau menikah dulu entar anaknya diakui sama bapaknya” Ohhhhhh….gitu tho… maksud si Sulung, kujelaskan semuanya dengan bahasa anak-anak agar dia mengerti, dia pun mengangguk, namun  entahlah apa yang ada di benaknya sekarang. Yang penting di sudah”sahhh’ jadi anakku, hehehe…!!




4 komentar:

  1. lucuuuu mbak ceritanya... bikin saya tersenyum terus, dari awal tuh udah lucu.. hehe... cuma coba dibikin paragraf mbak, biar enak bacanya,enak dilihat, trus ga ngos-ngosan juga yang baca :)
    maaf ya kalau kurang berkenan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahhh maluuu, maaf saya masih belajar nulisnya juga, makasih dah mampir, trims juga sarannya ya!

      Hapus
  2. Hahaha lucu

    Tata penulisannya dibuat yang enak mbak, jadi bersahabat dengan mata :)

    BalasHapus
  3. trims dah mampir, ya makasih masikannya, makum masih belajar, nanti saya edit lagi!

    BalasHapus