DAN AKHIRNYA
“ Saahhhhhh!!!!”
Ada- ada saja tingkah laku anak-anak kalau
kita cermati, tingkah mereka yang menggemaskan, membuat bingung, membuat geli
dan bahkan menyebalkan. Orangtuaku bilang kalau anak-anak itu antara cinta dan
bencinya melebur jadi satu, antara tingkah lucu dan menyebalkannya hanya
terhalang kabut tipis saja, dalam waktu satu menit dua tingkah yang
bertentangan itu terjadi bergantian atau bahkan
bersamaan.
Contohnya saja anak
saya yang keempat, saya memanggilnya Abank, usianya baru tiga tahun, doyannya
makan coklat dan es krim, suatu hari dia sakit batuk pilek, dia memaksa saya
untuk membelikannya es krim dari
pedagang yang lewat, saya rayu habis-habisan, tapi dia keukeuh dengan pendiriannya dia terus memaksa untuk dibelikan es
krim, hadeuhh… kadang-kadang saya tak tahan dan tak sabar dengan sikapnya, dia
menangis menjerit-jerit, memukul dan menendang saya, akhirnya saya menyerah,
karena ayah saya, kakeknya memberikan uang selembar ribuan lalu si Abank pun
menang, dia berlari keluar dan memanggil tukang eskrim yang sengaja berhenti di
depan rumah pelanggan ciliknya yang setia. Lalu dengan senyuman khasnya, dia
masuk ke dalam rumah dengan girang, spontan saya manyun, “Abank jangan
banyak-banyak makan es krimnya ya… dikitttt…. aja, ayo kasih Mama sisanya!” saya
coba merayunya, padahal dibalik itu saya juga ngiler pengen nyicipin hehehe…, “
Ga ahhh!, ini es klim Abank Ma!, Mama sok
beli aja sendili!” dia berbalik membelakangiku, hadeuhh rayuan gombal saya engga
digubris, “ Abank, kamu kan lagi batuk!” saya pake jurus kedua, “ Entar tambah
sakit lhooo….!!!” Dia masih tak peduli, dan akhirnya sebuah es krim itu habis ditelannya,
“ Kalau Abank sakit batuknya tambah parah, tenggorokannya sakit, suaranya jadi
kayak kodok, dan badannya demam, jangan nangis yaa…. jangan minta dibeliin obat
batuk!” ancamku, “ Engga ma! Nanti kan
batuknya dimakan sama es krim disini!” jawab Abank sekenanya, sambil
menunjuk mulutnya, huuuuaaaaaa!!!!, dia punya akal juga rupanya, saya hanya
tertawa geli mendengar jawabannya. Abank menatapku tak mengerti.
Lain lagi dengan kakak
sulungnya, saya memanggilnya Aa, sekarang dia sudah kelas Delapan, dia mungkin
sudah lupa dengan kejadian waktu dia masih duduk di TK, tapi setiap saya
teringat kejadian itu saya selalu cekikikan sendiri, hehe malu juga ya tertawa
sendiri !!!, Waktu itu kami masih tinggal di Bandung, saya baru melahirkan anak
yang ketiga, seperti biasa hari Minggu anak-anak libur sekolah, Aa dan
Kakak (anak kedua kami) bermain di luar
rumah, saya beres-beres di dalam, sedangkan ayah mereka pergi ngantor untuk
kerja lembur.
Hari sebelumnya dia
bertanya pada saya dan suami tentang kelahiran anak, “Ma, kenapa ada bayi di
perut Mama?” Tanya Aa, “Hmmm, itu dikasih Allah, kenapa gitu?” “ Si kucing juga
ya?” sambungnya,memang di rumah kami
selalu saja ada kucing yang numpang melahirkan, kebetulan suami memang
penyayang kucing, anak-anak juga jadi ikut-ikutan menjadi penyayang kucing. “Ya!”
jawabku singkat, kulihat ayahnya hanya nyengir, “ Iyaa… tapi harus menikah
dulu,A!” ayahnya menimpali, “ Menikah itu apa?” “Ya… seperti kamu lihat di fhoto Mama sama Babeh”
lanjut ayahnya, kemudian Aa mengambil album fhoto pernikahan kami, “ Yang ini
,Beh?” tanyanya, ayahnya hanya mengangguk, Aa menunjukkan sebuah fhoto ketika
ayahnya bersalaman dengan ayahku kakek mereka, “Ini teh yang dibilang ‘sahhhh’ kayak di Film ya, Ma?” rupanya Aa masih
penasaran, aku hanya tersenyum “ Kamu lihat dimana?” “Itu Ma yang di film di
TV, kalau yang nikah teh suka
dibilang ‘saahhh’ gituuuu!” saya dan suami hanya tersenyum.
Hari Minggu yang cerah,
Alhamdulillah, setelah si kecil bobo, saya segera beres-beres, dan baru saja selesai,
tiba-tiba saya lihat si Aa berlarian di dalam rumah, kemudian keluar, dia
seperti tegesa-gesa, ada sesuatu yang dicarinya, ohh oooowwwww, ternyata si
kucing betinalah yang dicarinya, rupanya kucing itu ngumpet di bawah meja, Aa
mengusirnya keluar, entah apa maksudnya, si kucing pun berlari keluar ternyata
di luar sudah menunggu seekor kucing jantan. Kedua kucing itu lari
berkejar-kejaran, yang betina lari sekencang-kencangnya seperti ketakutan, sang
jantan tak mau kalah, terus semangat mengejar sang betina, mereka berputar
mengelilingi taman depan rumah, tapi? Kenapa si Aa ikut-ikutan berlari juga?
Apa yang sedang dilakukannya? Saya tambah penasaran, saya juga membuntuti si
Aa, si kucing ke utara, dia juga berlari ke utara, si kucing ke selatan dia
juga berlari ke selatan, seolah-olah ada sesuatu yang dicarinya dari kedua
kucing itu, kemudian saya masuk ke dalam rumah, dan mengintip dari balik jendela,
saya lihat si Aa berhenti berlari, dia kecapean, nafasnya ngos-ngosan, kemudian
masuk rumah dan mengambil minum “ Aa… kenapa lari-lari?” tanyaku “ Hmmmm ga
apa-apa kok ,Ma!” “ Kamu nyari apa, atau main petak umpet?” lanjutku pura-pura
tidak tahu, “ Hmmmm ga Ma, engga apa-apa…” lalu dia berlari keluar rumah, ada
yang disembunyikan dalam pikirannya, saya tambah penasaran, saya intip lagi di
balik jendela, ternyata sejoli kucing
itu sudah ada di depan rumah, mereka sudah berhenti berkejaran, dan siap untuk
melakukan ‘perkawinan’, si Aa menunggu mereka, berdiri di belakang kucing yang
sedang kasmaran itu, dan akhirnya…..”Saaaahhhhhh!!!!” si Aa berteriak lantang,
sejoli kucing itu selesai berkawin, dan mereka pun bubar jalan, ohhhhh ternyata
ini lho yang ditunggu dan dicari anak sulungku? Saya hanya tertawa geli
melihatnya, “ Aa tadi ngapain kamu diluar?” tanyaku ketika dia sudah masuk
rumah lagi, “Ga apa-apa ,Ma!” jawabnya malu-malu, “ Itu tadi teriak ‘Saaahhh’
buat apa?” saya tetap berpura-pura, “Ohhh itu Ma, kan si kucing tadi lagi
menikah, kata temen-temen kalau kucing numpuk berdua itu lagi menikah, makanya
aku bilang ‘saahhh’” jawabnya polos, “Haahahaa,” saya tergelak “ Kenapa Mama
tertawa?” “ Ya atuh si kucing mah kan bukan manusia, jadi ga usah ada
penghulunya, ga usah dibilang ‘sah’ gitu!!!” “ Atuh kasihan Mama, nanti anaknya ga diakui sama bapaknya” lanjutnya,
saya semakin geli mendengar ceritanya, “Kata siapa?” “ Kata Babeh kemarin kan
katanya kalau menikah dulu entar anaknya diakui sama bapaknya” Ohhhhhh….gitu tho… maksud si Sulung, kujelaskan
semuanya dengan bahasa anak-anak agar dia mengerti, dia pun mengangguk,
namun entahlah apa yang ada di benaknya
sekarang. Yang penting di sudah”sahhh’ jadi anakku, hehehe…!!
lucuuuu mbak ceritanya... bikin saya tersenyum terus, dari awal tuh udah lucu.. hehe... cuma coba dibikin paragraf mbak, biar enak bacanya,enak dilihat, trus ga ngos-ngosan juga yang baca :)
BalasHapusmaaf ya kalau kurang berkenan :)
ahhh maluuu, maaf saya masih belajar nulisnya juga, makasih dah mampir, trims juga sarannya ya!
HapusHahaha lucu
BalasHapusTata penulisannya dibuat yang enak mbak, jadi bersahabat dengan mata :)
trims dah mampir, ya makasih masikannya, makum masih belajar, nanti saya edit lagi!
BalasHapus