Abang
“Let’s go to the beach!” ajaknya,
aku mengangguk, seneng banget setiap diajak ke pantai, apalagi dengan….
Aku
menggamit tangannya erat, dan seperti biasa ada kehangatan menjalari jemariku
yang mungil, dan jemari tangan kanannya seolah menutup semua jemariku dalam
genggamannya, aku bergeming dan menikmati semuanya, tapi entahlah aku tak
tahu apa yang dia rasakan sekarang, hmmmmm!!
“Matahari itu indah ya!” Abang
menunjuk matahari yang mulai tenggelam, bias sinarnya begitu memesonakan, aku
hanya mengangguk, lalu kutatap dia lekat-lekat dari samping, Abang tak sadar
apa yang kulakukan terhadapnya, pria tinggi besar itu tenggelam dalam
lamunannya, matanya seolah tak mau kehilangna pandangan sedetikpun dari
matahari hingga benda bulat itu tenggelam ke dasar lautan, ada desiran aneh di
dalam dadaku, ketika kupandangi Abang kali ini, mungkinkah ini…?
“Ayo pulang!” suara berat itu
membuyarkan lamunanku, khayalku telah terbang begitu jauh,
“Kalau kau engga malu, akan kugendong
kau!’ candanya, aku hanya terkekeh, tubuh mungilku pasti dia sanggup untuk
menggendongnya,
“Coba saja!” tantangku, Abang hanya
tertawa, lalu kaki kami terus berjalan menyusuri pasir pantai yang mulai gelap,
rasa bahagia ini selalu hadir setiap Abang pulang untuk mengisi libur pekanannya
dan mengajakku ke pantai ini.
***
Aish,
minggu ini Abang engga bisa pulang
Maaf
say!
Kubaca berkali-kali SMS Abang, ada kecewa yang sangat dalam menghunjam ulu hatiku, padahal aku
sudah menunggunya selama berhari-hari, lima hari serasa lima windu menunggunya
pulang, aku pun tak mengerti mengapa kerinduan ini semakin mencekam jiwaku? Dan
aku tak membalas SMS nya demi kekecewaan itu, karena sudah kubayangkan, dia
akan mengajakku ke pantai lagi minggu ini, seperti ber minggu-minggu
sebelumnya, sejak dua tahun lalu kami saling mengenal.
Semenjak SMS terakhir itu, Abang
sulit sekali untuk dihubungi, hingga airmata kerinduan inipun sudah mengering,
Abang jarang terlihat on line di facebook
atau di jejaring sosial lainnya, dia tak ada lagi membalas pesan-pesan singkatku lagi, dan
anehnya kerinduan ini semakin menghunjam dan mencekam jiwaku, begitu mencekam!
***
Kususuri pantai sendiri, mengingat
kembali kenangan indah bersama Abang, dan kubiarkan angin pantai mengacak-ngacak
rambutku, tak terasa buliran air mata mulai meluncur membasahi pipiku,
kupandangi ombak yang menjilati bibir pantai yang tak pernah merasa bosan, aku
pun mencoba demikian, menanti kehadiran Abang tanpa rasa bosan
Tiba-tiba…
“Aish!” suara itu membuncahkan
kerinduanku padanya, aku berlari dan mendekapnya erat, air mata ini semakin tak
terbendung, Abang begitu mengerti perasaanku, dan ia membiarkanku menumpahkan
kerinduan itu.
Kurasakan desiran desiran aneh
menjalari hatiku lagi, kali ini lebih dalam dan sangat menjiwai, aku pun tak mengerti
dengan perasaan hatiku sendiri, huff!!
“Minggu depan ada acara engga?’
“Engga, aku lebih suka di rumah”
“Sesekali aku ajak ke luar kota mau
ya!”
“Kemana?”
“Ke Bandung, mau?”
“Oww, oke banget, ada acara apa?”
“Hmmmmm, kamu mau bantu Abang kan?”
“Pastinya!”
“Thanks honey!”
Senyumanku
mengembang bak bunga rose yang sedang merekah, rasa bahagia meluap-luap
memenuhi jiwaku.
***
Sekarang kukubur semua asaku
terhadap Abang di pantai ini, dan tak kan pernah kubuka lagi, biarkan dia
bahagia bersanding dengan wanita lain di kota kembang Bandung, karena selama
ini aku sudah salah menduga. Kan kusirami kuburan cinta terpendam ini dengan
air mata kerinduan semu.
Namun, dalam lubuk hati terdalam aku
berbisik
I
love U Abang, I will miss U Always!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar