Ketika
39 Berubah Menjadi 19
Oleh : Aisha Khairunnisa
Saat melingkar di pelataran masjid
UNSUR beberapa hari yanga lalu, saya merasa ragu mendengar ajakan dari panitia
untuk ikut rihlah ke Curug cibeureum,
namun saya sangat penasaran dengan pemandangan disana yang konon sangat
indah sehingga diminati turis dari mancanegara, pun sebagai warga Cianjur asli,
yang lahir disini, saya merasa malu juga belum pernah melihat curug Cibeureum,
padahal melihat curug di kota-kota lain saya pernah. Akhirnya dengan berucap bismillah dan tekad yang kuat saya
memutuskan untuk ikut serta, walaupun masih ragu-ragu karena harus meninggalkan
anak-anak yang masih kecil.
Setelah mendapat keluarga yang mau
dititipi lima anak saya, tekad saya untuk ikut rihlah semakin kuat, semakin
terbayang pemandangan gunung Gede dan sekitarnya yang indah, terbayang masa
remaja saya ketika camping bersama
tim PMR dari sekolah, terbayang kembali masa-masa indah ketika bertamasya
bersama keluarga besar suami yang saya cintai saat kami belum menikah dulu,
ahhhh jadi pengen cepat sampai disana!, saya pun mengirim sms kepada panitia
dan mendaftar untuk ikut rihlah.
Hari ahad yang cerah, tanggal 5 mei
2013, setelah siap dengan semua perbekalan di ransel, saya segera berangkat
menuju pelataran Hypermart sesuai petunjuk dari panitia, namun karena masih
pagi yaitu sekitar pukul 6 lewat 10 menit, belum ada seorangpun panitia yang
saya temui disana, saya pun memutuskan untuk sarapan dulu di area Car free Day, sepiring kupat tahu
akhirnya menjad menu sarapan pagi itu, kemudian saya mencari lauk untuk menu
makan siang di Curug nanti, hitung-hitung warming
up, saya berjalan mengelilingi area Car
free Day sambil menggendong ransel yang beratnya kurang lebih duakilo gram,
lumayan membuat badan berkeringat, sampai akhirnya saya kembali ke pelataran parkir
Hypermart untuk berkumpul dengan panitia.
Setelah menunggu beberapa saat, kami
segera berangkat menuju Cibodas, selama perjalanana saya gembira, namun hati
saya masih ragu-ragu, apakah saya sanggup untuk sampai di curug Cibeureum?
Mengingat kondisi fisik saya yang sudah tidak muda lagi, apakah di usia 39 saya
masih mampu bersaing dengan para gadis, anggota lain yang baru 19 tahun? Saya harus
ekstra hati-hati mengingat saya sudah turun
mesin selama lima kali, otomatis onderdil
dalam tubuh saya sudah banyak yang aus
ditambah jarang berolahraga, huuuuufffff…..,mampukah saya?
Pemandangan di gunung Gede membuat
semangat saya kembali bangkit, sambil menikmati keindahan alam dan udara yang
segar, saya mencoba menghibur diri sendiri sambil bercanda bersama teman-teman
dan memotret pemandangan, dan klik klik seorang photographer amatiran segera
beraksi, namun hati ini masih tetap dihantui rasa ragu, saya takut di
perjalanan membuat repot panitia, karena saya pingsan, yeeeeee!!!
Masha Allah! 28 HM? Saya tertegun
sebelum memulai menaiki tangga, demi melihat tulisan itu di tugu menuju curug
cibeureum, ternyata pengunjung sedang ramai juga, banyak wisatawan dari dalam
dan luar Negeri, ahhh rasa takut ini saya buang jauh-jauh, sebgai warga Cianjur
yang baik, malu donk kalau saya engga
sempat melihat curug Cibeureum! Ini kesempatan, dan kesempatan belum tentu
terulang kembali! Saya kembali bersemanagat!!.
Dengan berdo’a sepanjang perjalanan,
saya mulai menaiki tangga satu persatu, entah berapa ratus anak tangga dari
batu ini yang harus dinaiki hingga bisa sampai ke curug, saya tidak sempat
menghitungnya atau bertanya kepada panitia, yang ada dalam benak saya adalah
saya harus menaiki anak tangga ini dengan selamat, titik! Ada pertanyaan iseng
yang muncul di benak sya, siapakah orang-orang hebat yang sudah menyusun
batu-batu ini menjadi anak tangga? Betapa besar jasa mereka, batu-batu alam yang
ukurannya sangat besar-besar ini sangat membantu wisatawan untuk sampai ke
curug Cibeureum atau ke gunung Gede, semoga Allah SWT membalas jasa mereka,
aamiinn!
Beberapa meter sebelum sampai di
telaga Bening, yang konon tempat mandinya istri Prabu Siliwangi, saya sempat
putus asa, apakah akan melanjutkan perjalanan atau mundur? Teh Defa sempat bertanya juga tentang kesediaan saya apakah saya memilih
mundur atau maju terus? Tapi saya menjawab atau, karena semangat masih ada
namun kondisi fisik sudah mulai lelah, lutut terasa mau copot, dan nafas mulai
ngos-ngosan, maklum dah emak-emak!, namun cerita Kang Asep tentang telaga Bening membuat saya kembali semangat dan
penasaran, apalagi tentang cerita penampakan seorang putri di fhoto jika kita
mengambil posisi ke sebrang telaga, maka di fhoto akan muncul seorang putri,
(btw
fhoto ini membuat saya engga bisa tidur semalaman, Karena takut yang muncul
bukan seorang putri namun yang lainnya hiyyyyy!!!, apalagi di rumah saya tinggal sendirian karena
anak-anak ngungsi di rumah kakak saya! Hik hik! Rasa ngantuk yang mendera masih
kalah oleh rasa takut mengingat cerita kang Asep, ya Allah mengapa saya iseng ngambil
fhoto telaga Bening segala ya!) *edisi emak penakut
Back
to the topic,
Semangat kembali membuncah, demi
mendengar seorang wisatawan berteriak kalau suara air terjun sudah terdengar,
sudah dekat kah? Panitia hanya berujar kira-kira sekian kilometer lagi,
haaaaahhhh?????? Kapan sampainya??? Ahhh masa saya harus mundur? Ayooo
semangat!, teh Defa mengajak saya
berbincang tentang bisnis, dan secara naluriah mendengar bisnis semangat saya
semakin berapi-api, seperti halnya Mr
Crabs di Film Kartun Sponge Bob
Square Pants, jika mendengar Dollar maka matanya berubah menjadi hijau dan
bergambar USD, nahhh… begitupun dengan saya, keletihan dan kelelahan yang
sangat, akhirnya hilang seketika setelah berbincang masalah bisnis, mata saya
langsung merah muda bergambar Soekarno Hatta, wikwiwwww!!! Bisnis makkk!!! Ya..
kalau engga bisnis anak-anak mau makan apa hayoooo!!!
Alhamdulillah baru sampai jembatan!,
jembatan yang tebuat dari kayu dan juga dari semen, asyikknyaaaa…!!!, kita bisa
narsis-narsisan karena pemandangannya yang indah, klik klik photagrafer amatiran
kembali beraksi! Dan tadaaaaaaa!!! Hasilnya oke juga mak! Belum ditambah
pemandangan lain yang oke juga, wisatwan asing berlalu lalang di depan mata,
sekalian cuci mata ahh!, kasian mata saya sepet
melihat beras terus tiap hari! Hehehe! Uuufff maaaf!!
Daaannn akhirnyaaaaa!!!
Alhamdulillah, SubhanAllah, Masha
Allah, Allahu Akbar!!!
Saya
terus menerus mengucapkan kalimah toyyibah itu, setelah sampai di curug dan
melihat pemandangan yang begitu indah dan ramai, karena berbaur antara suara
manusia dan air terjun yang bergemuruh, tapi mana monyetnya????? Saya penasaran
banget karena pak Ustadz yang ngasih tausiah mengatakan banyak monyet disana,
apakah makna ‘monyet’ disini secara harfiah atauuuuuuuuuu??? Jangan-jangan saya
sendiri monyetnya, ihhhhhh!!!
Biarin ah ga ketemu monyet, yang
penting happy together sama
teman-teman, bermain air dan apa lagi yaaaa!!! Pokoke senang-senang, melupakan rutinitas sejenak, sekali-kali
meninggalkan cucian dan urusan domestic
lainnya, sesekali pergi sendirian dan menikmati hidup tanpa direcoki lima krucil saya, pokoke
happyyyyyy!! Dan saya merasa berubah menjadi 19 tahun, lupa sama umur yang
sebenarnya, karena ternyata saya mampu mencapai curug dengan selamat, teryata
saya masih bisa seperti teman-teman yang masih muda dan bersemangat itu!
Makasih yang teman-teman!, dah ngomporin
saya secara tidak langsung hehehe!!
Wowww amazing place! It made me refresh my
body and soul (maaf kalau salah nulisnya!), dan yang terpenting adalah
hikmah dari perjalanan ini, dari mulai prefaring
semua perbekalan, menyiapkan anak-anak untuk mengungsi sejenak demi emaknya
tercinta, sampai acara di curug, saya bisa menyimpulkan bahwa hidup adalah
tantangan, yang harus dihadapi, tak boleh ada kata menyerah kalah sebelum
mencoba, dan semua harus dikembalikan kepada
sang Maha Pencipta Allah SWT, akankah kita bersyukur atau kufur?
Duhai Robb yang Maha Pengasih dan Penyayang!
Terima
kasih atas indahnya hidup yang telah Engkau berikan kepada kami semua, semoga
kami bisa menjaga dan melestarikannya meskipun ujian datang bertubi namun kami
akan tetap tegar karena Engkau ada dalam hati dan pikiran kami, aammiinn!!
Cianjur,
05 Mei 2013
Catatan
perjalanan Emak Rempong bagian 2
NB : tugas saya di FLP Cianjur dan sudah diposting di IIDN Group